Jakarta - Buku antopologi puisi penyair nusantara Jakarta-Betawi 3 dengan tema "Jakarta-Betawi: Titimangsa Lahirnya Peradaban Bangsa” di luncurkan bertepatan dengan HUT ke-495 Kota Jakarta, Minggu, 26 Juni 2022, di Rumah Seni Asnur, Depok, pukul 14.00 sd 21.00 melalui luring dan daring. 

Antologi puisi yang digagas Komunitas Literasi Betawi (KLB), mengumumkan sebanyak 81 penyair lolos kurasi dan pada peluncuran tersebut diumumkan juga 17 puisi pilihan.

Menurut Ketua Panitia Stangkaikasihputih Alghie Suwandi didampingi sekretaris Piet Yuliakhansa,  para kurator masing-masing, Sam Mukhtar Chaniago, Yahya Andi Saputra, dan Asrizal Nur, berhasil menetapkan puisi-puisi terbaik untuk dibukukan dalam antologi ini. 

Sampai pada batas akhir waktu pengiriman naskah puisi pada.Kamis (19/4/2022)  pukul 23.59, terdapat 84 penulis puisi dari seluruh nusantara yang berpartisipasi mengirimkan naskah puisinya. 

“Setelah melalui proses kurasi, terpilih puisi-puisi dari 81 penulis yang lolos dan layak termaktub dalam Antologi Puisi Jakarta dan Betawi 3 tahun 2022. Keputusan untuk menetapkan puisi-puisi dari seluruh pesyair tersebut adalah murni oleh para Kurator serta tidak dapat diganggu gugat," katanya.

'Halimah Munawir ketika membaca puisinya dalam acara peluncuran buku tersebut. Ist'

Dalam 17 puisi pilihan itu, Halimah Munawir, sastrawati kelahiran Cirebon, 18 Januari 1964 lalu dengan karyanya berjudul Anies Tetap Manis, terpilih dengan nomor urut 10. Ini puisi utuh Halimah Munawir.

ANIES TETAP MANIS
Halimah Munawir:

Papan selancar memancar penuh pesona
Di antara gelombang ombak yang terus mengejar , menghajar , menggulung hingga buih mencium pasir.
Bantaran kali tersenyum.

Gabut menyerabut.
Kala embun menetes mengecup mesra bumi, polusi mengepak sayap dan terbang jauh.
Jak Lingko berjabat tangan ,
MRT dan LRT menyambut ramah.

Pusing tujuh keliling kursi tak bergoyang,
Rupiah nan seksi di lirik
Secangkir kopi panas  tersaji. 
Goreng menggoreng di atas penggorengan.
Kuping panas, senyum di kulum.

Getah Getih, mata perih.

Gabion gamping menjadi terumbu karang, 
PKL di atas Trotoar di babat pasal
Pasal vs pasal bertarung di atas ring
Gigi taring , gentong berbunyi nyaring

Hidup bagai dalam perut paus,
Tenggelam oleh orchestra hujan
Tak terdengar.
Angin berhembus kenjang tak membuat kejang. 
Inkonsisten reklamasi, perang aksi
Annies tetap manis.

Duren Sawit, 2022

Berikut 17 puisi pilihan Antologi Puisi Penyair Jakarta - Betawi 3;

1. Arnita: 
SEMALAM DI JAKARTA
2. Asmariah:
JEMBATAN KOTA INTAN
3. Bambang Widiatmoko: 
MANUSKRIP PECENONGAN
4. Christya Dewi Eka:
BELAJAR MEMBACA BETAWI
5. Edrida Pulungan:
PADA KOTA YANG MENULIS NAMAKU DENGAN TERBATA
6. Eka Budianta:
MENCARI JIWA BETAWI
7. Fathurroji Nuril Furqon: 
MATAHARI TERBIT DARI RUMAHMU Untuk Faraj Martak
8. Gilang Teguh Pambudi: 
TIDURMU MENYALAKAN LAMPU
9. Gustin Tjindarwasih:
STASIUN GAMBIR SEBUAH METAMORFOSA
10. Halimah Munawir Anwar: 
ANIES TETAP MANIS
11. Irawan Sandhya Wiraatmaja:
DI DEPAN RUMAH REINIER DE KLERK
12. Isbedy Stiawan ZS: 
JAKARTA, AKANKAH KUDENGAR SUNYI DARIMU
13. Nanang R. Supriyatin: 
HIKAYAT POHON JAMBU
14. Nok Ir: 
DI PILAR STOVIA, KUEJA NYALI INDONESIA 
15. RD. Nanoe Anka: 
SCHOUWBURG
16. Rissa Churia: 
KERIYAAN
17. Wanto Tirta:
PATUNG TANI. []